Basia mengambil peran itu berkat pengalaman menggawangi Flanela, grup band yang pernah cukup populer sebelum akhirnya tidak jelas nasibnya. Format musik pop alternatif bercampur nuansa elektronik, stringsection, dan melodi gitar yang manis dan distorsi modern yang ditawarkan Roulette tampaknya cukup menarik bagi Sony BMG. Terbukti, Roulette langsung dikontrak label besar itu untuk enam album. Padahal, band yang dinilai potensial oleh sebuah label umumnya hanya dikontrak untuk empat album.
"Kami merasa itu anugerah saja. Kami tidak tahu apa pertimbangan label. Mungkin musik kami dinilai cocok buat mereka," kata Basia. Basia menjelaskan, format musik itu sengaja dipilih Roulette agar mereka bisa diterima pasar. Menurut dia, sejak grup ini dibentuk pada 2006 lalu, target utama mereka adalah dikontrak label dan membuat album. "Format musik kami itu hasil perpaduan antara apa yang menurut kami jadi selera pasar dan apa yang kami ingin mainkan. Jadilah musik dengan format itu, atau musik Roulette," tutur Basia.
Meski bertujuan untuk rekaman, Basia menyebutkan, para personel Roulette punya pengalaman panggung yang cukup. Para personel Roulette sebelumnya punya band sendiri-sendiri dan sering mengisi acara di sejumlah scene lokal. Pengalaman dan skill bermusik itu, Basia mengatakan, terlihat jika Roulette tampil langsung. "Kami sering tampil dengan lagu-lagu yang aransemennya kami ubah. Jadi, apa yang didengarkan di CD, berbeda dengan saat kami mainkan langsung di panggung," tuturnya. (Okezone)
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih telah memberi komentar.