
Dimulai dengan sesi pertama, yaitu tentang media relation. Kali ini dibuka oleh pembicara dari Musica yang menyampaikan betapa pentingnya sebuah publikasi untuk perjalanan karier para musisi. Di sini juga dijelaskan bagaimana sebuah band bisa begitu meledak di tengah masyarakat, akibat terpaan informasi yang disampaikan melalui sebuah media, baik itu cetak maupun elektronik.
Tim dari Trans 7 melanjutkan perbincangan yang masih berhubungan dengan sesi pertama. Kali ini para finalis diberikan pengetahuan tentang tata cara berperilaku yang pantas untuk sebuah media. Tidak mudah untuk menjadi sorotan masyarakat yang selalu ingin mencoba cari tahu tentang informasi terbaru, maka dari itu sebagai public figure sudah sepantasnya untuk berperilaku yang positif didepan publik, dengan bantuan media sebagai perantaranya.
Saatnya break shalat jumat dan makan siang. Para finalis peserta worshop diberikan waktu sejenak untuk beristirahat, karena masih ada dua sesi serius menanti mereka semua.
Tepat pukul 13.45, Pak Koko (sapaan untuk Harry Santoso) memasuki 'podium' pembicara untuk menyampaikan materi seputar 'bagaimana mengelola acara dan pemilihan pengisi acara'. Rupanya sebagian peserta yang sangat terbiasa tampil diatas panggung menunjukkan antusiasnya terhadap perbincangan kali ini. Bukan berarti di tema sebelumnya mereka tidak antusias, mungkin karena mereka kurang mengetahui pentingnya kedua tema sebelum dan juga baru mencoba memahami maksud dari tema sebelumnya.
Untuk tema kali ini Pa Koko banyak berbicara soal attitude band diatas panggung dan juga dibelakang panggung. Ia juga menekankan kepada band betapa pentingnya seorang manager dalam mengatur dan merencanakan segala sesuatunya untuk urusan performa. "Manager itu seharusnya bisa membaca keadaan lapangan, bagaimana panggung kali itu dan siapa saja yang tampil kali itu, biar pada saat manggung band yang dikelolanya bisa lebih diarahkan sesuai keinginan penonton," katanya.
Pengalamannya yang cukup panjang dibidang event organizer (EO) membuatnya paham betul dengan perilaku sebuah band dan juga EO yang menangani acara. "Kedua belah pihak (EO dan band) seharusnya bisa bekerjasama dengan baik, tentu itu untuk kepentingan penonton agar dapat terpuaskan. Dan sebuah band yang baik adalah tetap bisa menerima apa yang diberikan oleh EO untuk kesempatan manggungnya, walaupun dengan peralatan yang minim," ujarnya panjang lebar.
Sesi terakhir pun tiba. Kali ini diisi oleh Krisna, sebagai salah satu producer handal yang angkat bicara mengenai pembuatan lagu & aransemen, serta penampilan di atas panggung. Cukup banyak yang dijelaskan disini, mulai dari bagaimana cara mendapatkan momen yang tepat dalam mengeksekusi lagu, maupun hal yang benar pada saat menciptakan lagu.
"Kesalahan terbesar dari banyak musisi adalah mereka membuat musik untuk diri sendiri," katanya dengan nada tidak setuju bila dikaitkan dunia musik dengan industri. Memang betul apa yang dikatakannya, karena musik untuk industri itu dibuat untuk masyarakat banyak yang menikmatinya. Selain itu juga ia menekankan sekali untuk bisa menyamakan visi dari tiap personil dalam menciptakan lagu. "Bila visi sudah disamakan, tiap personil pasti dapat membantu menciptakan lagu bersama dengan lebih matang," tuturnya.
Sang artis yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Ariel datang rada terlambat, karena padatnya jadwal kegiatan Peterpan. Masih berada dalam satu sesi, Ariel juga menambahkan beberapa cerita tentang cara menjaga stamina dan membuat lagu. "Sebagai vokalis, tidur itu penting, karena pita suara itu gak bisa diganti dan butuh istirahat, selain olahraga yang kalau bisa sih rutin," katanya.
Ariel juga memberikan masukkan kalau lagu itu nggak harus berdasarkan pengalaman pribadi saja. Sudut pandang orang ketiga juga menurutnya bisa dijadikan ide dalam menulis lirik. "Sebagian besar orang tuh egois, kebanyakan bikin lagu berdasarkan pada diri sendiri, kan nggak gitu juga, kita ngeliat orang lain juga kalau ada sesuatu yang menurut kita menarik bisa diangkat untuk jadi sebuah lagu," lanjut sang vokalis yang terinspirasi oleh Kurt Cobain dalam menciptakan lagu.
Tentu saja sebagai penutup tidak afdol rasanya apabila seorang Ariel Peterpan tidak menyumbangkan sedikitpun suaranya didepan mic. Sambil berkolaborasi dengan kesepuluh peserta, yang terlihat sekali sangat gugup bisa berada dekat dengan Ariel, membawakan lagu Menghapus Jejakmu, yang diambil dari single album terakhir Peterpan, Hari Yang Cerah.(thanks to dany/ip/amild)
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih telah memberi komentar.