
Konsultan hukum Lokananta, Jaka Irwanta, akan membicarakan dugaan penjiplakan ini dengan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik pekan depan. Ia hendak melayangkan surat somasi ke Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia. Jaka menceritakan, Presiden Soekarno pernah menghadiahkan piringan hitam lagu Terang Bulan kepada pemerintah Malaysia saat belum merdeka. ”Namun, itu hanya hadiah, bukan untuk dijiplak,” katanya sebagaimana dikutip tempointeraktif.com.
Dalam situs www.malaysianmonarchy.org.my, lagu kebangsaan Malaysia Negaraku disebut memang diperkenalkan oleh orkes Indonesia. Berdasarkan cerita Raja Kamaruzzaman, putra Raja Mansur—Sekretaris Khusus Penguasa Kesultanan Perak pada 1887-1916, Sultan Idris Murshidul’azam Syah—lagu Terang Bulan disajikan oleh sebuah orkes dari Indonesia saat menggelar pertunjukan di Singapura. Setelah Negaraku ditetapkan sebagai lagu kebangsaan, lagu Terang Bulan masih diperdengarkan dalam acara masyarakat.
Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta belum bisa dimintai konfirmasi mengenai tudingan Lokananta.
Sebagaimana diberitakan SOLOPOS, Sabtu (29/8), Lokananta membeberkan bukti bahwa lagu kebangsaan Negeri Jiran Negaraku mirip lagu Terang Bulan. Dugaan penjliplakan tersebut semakin diperkuat dengan adanya pita reel asli Terang Bulan yang masih dipegang pihak Lokananta.
”Intro dan aransemennya sangat mirip dengan lagu Terang Bulan. Tempo dan bar nya hanya beda tipis,” papar Kepala Cabang Perum Lokananta Solo, Ruktiningsih, Jumat (28/8).
somasi aja...Malaysia memang ng kreatif...
ReplyDeletetp Indonesia jg ng tegas...
erang Bulan ia a song adopted from a famous song during the late 19th century in the French occupied territories in the Indian Ocean.
ReplyDeleteThe song was composed by Pierre-Jean de Béranger (1780-1857), a French lyricist. It became a popular French melody, and was prominent on the island of Mahé in Seychelles. The song's popularity spread across the Indian Ocean and reached as far as the Malay Archipelago early in the 20th century. In 1901, it was presented as Perak State Anthem during installation ceremony of King Edward VII. In 1920s, an Indonesian Bangsawan made the first debut of the song while performing in Singapore.
http://en.wikipedia.org/wiki/Terang_Bulan