
Puluhan pekerja tempat hiburan malam 'Top 1' mendemo pemilik gedung tempatnya bekerja. Gedung tersebut ditutup paksa sejak dua hari terakhir.
Para pendemo menggelar aksi dengan menggedor-gedor gedung. Mereka tampak mengenakan busana kerja, rok mini, berdandan menor dan sesekali menghisap rokok putihnya.
Alhasil, aksi ini menyita perhatian pengunjung diskotik yang masih di ada satu gedung. Hingga pukul 23.45 WIB, aksi tersebut masih berlangsung.
Aksi ini dipicu oleh penutupan kafe dangdut di lantai empat gedung tersebut oleh sang pemilik. Penutupan dilakukan karena kafe tersebut tidak memperoleh pendapatan sesuai target.
"Pada saat kita membuka dangdut awal Desember lalu, perjanjiannya 55 persen untuk pengelola. Tetapi setelah menyetor pedapatan bulan Desember, tiba-tiba pengelola menentukan sepihak agar pendapatan ditarget Rp 200 juta perbulan. Kami kesulitan, karena bulan Desember hanya dapat Rp 91 juta," ujar Manajer Operasional Top 1 lantai empat, Joko Suparno.
Hal tersebut dia sampaikan saat memimpin aksi di depan gedung, Jl Daan Mogot, Tanjung Duren Barat, Jakarta Barat, Selasa (4/1/2011) malam.
Menurut Joko, mereka sudah dua hari tidak bekerja. Karena itu, dia ingin bertemu pengelola agar kafe dangdut yang berada di lantai empat gedung tersebut kembali dibuka.
"Kita ingin bertemu pengelola, minta dibuka. Kami sudah tidak punya uang, nggak kerja," tukasnya. (detik.com/Ari/Ari)
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih telah memberi komentar.