Meski begitu, para analis mengatakan pergerakan saham berpotensi untuk kembali naik.
Saham-saham perusahaan asuransi turun paling parah, karena kekhawatiran ganti rugi akibat gempa yang terjadi di Jepang.
Indeks saham utama di London yaitu The Financial Times Stock Exchange (FTSE) turun 0,8% ke level 1.122,91 setelah sempat menyentuh 1.118,75. Ini merupakan yang terendah sejak Desember 2010 lalu.
"Pasar saat ini dalam koreksi. Jika bencana alam besar terjadi, maka seketika pasar dirundung kekhawatiran akan hal lain. Tapi tak ada dasar yang akan membuat pasar saham kolaps. Karena di pasar masih terjadi aksi beli, pergerakannya masih positif," jelas Analis Bernard McAlinden, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11/3/2011).
Seperti diketahui, gempa terbesar kelima di dunia menghantam Jepang. Gempa ini memicu terjadinya tsunami setinggi 10 meter dan menyapu semua benda yang dilaluinya termasuk rumah dan mobil. Diperkirakan gempa ini mengakibatkan banyak kerugian.
Selain itu para investor juga bertransaksi hati-hati akibat inflasi China yang diperkirakan akan cukup tinggi setelah berlakunya kebijakan moneter yang ketat.
"Dalam pikiran kami, inflasi dari bahan pangan dipengaruhi faktor cuaca dan juga peningkatan permintaan. Dalam waktu dekat kami perkirakan inflasi dari pangan akan terus meningkat," kata seorang analis Gerard Lane.(detik)
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih telah memberi komentar.