Flash News
Mail Instagram Pinterest RSS
MENU UTAMA

Salah Gempur, NATO Tolak Minta Maaf

Serangan udara yang dilancarkan NATO mengenai tank-tank tempur milik pemberontak Libya hingga menewaskan empat orang. Kelompok oposisi menyesalkan kekeliruan NATO tersebut dan meminta NATO mengakui kesalahannya.

Namun NATO yang mengira tank-tank itu milik pasukan Muammar Khadafi, menolak untuk minta maaf.

"Kelihatannya dua serangan kami kemarin telah mengakibatkan kematian sejumlah TNC (Transitional National Council atau Dewan Nasional Transisi) yang mengoperasikan tank-tank tempur utama," ujar Laksamana Muda Russell Harding, wakil komandan NATO untuk operasi Libya.

Ketika ditanyai apakah aliansi NATO telah meminta maaf pada oposisi, Harding menjawab pada para wartawan: "Saya tidak minta maaf," ujarnya seperti dilansir AFP, Jumat (8/4/2011).

"Situasi di lapangan seperti yang telah saya katakan, sangat berubah-ubah dan tetap sangat berubah-ubah. Baru kemarin kami dapat informasi bahwa TNC atau pasukan oposisi menggunakan tank-tank," tutur Harding.

"Peran kami adalah melindungi warga sipil. Tank-tank sebelumnya telah digunakan untuk menargetkan langsung warga sipil," ujar Harding.

Dalam insiden yang terjadi Kamis, 7 April kemarin, tank-tank milik pemberontak tengah bergerak dari Kota Benghazi menuju Brega ketika digempur oleh pesawat-pesawat perang NATO. Serangan itu terjadi dekat Brega, sekitar 80 kilometer sebelah barat Ajdabiya. m.musikji.net

Jenderal Abdel-Fatah Younis, komandan militer oposisi mengatakan, dua pejuang dan dua petugas medis tewas dalam serangan itu. Sebanyak 14 orang lainnya luka-luka.

Younis pun meminta NATO untuk mengakui kesalahannya. "Kami tidak mempertanyakan niat NATO karena mereka seharusnya di sini untuk membantu kami dan melindungi warga sipil," tutur Younis.

"Kekeliruan memang terjadi dan mereka yang membuat kesalahan itu harusnya mengakui kesalahan mereka," cetusnya.
detik.com/pic ilustrasi bom/ www.musikji.net

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih telah memberi komentar.