Flash News
Mail Instagram Pinterest RSS
MENU UTAMA

Brother In Law - Hancur Hatiku > Info Single

Tiga bersaudara Ipar yang tergabung dalam BIL (Brother In Law), yaitu Ikang Fauzi. Ekky Soekarno, dan Gilang Ramadhan kembali menciptakan sebuah single terbaru berjudul Hatiku Hancur. Single ini begitu istimewa karena memiliki permainan rythem yang belum pernah ada sebelumnya, yakni rythem sawah.

Menurut Gilang, selama puluhan tahun, dirinya selalu ber-eksplorasi mencari temuan terbaru dalam bermusik. Selama bertahun-tahun menabuh drum ia merasa ada yang kurang. Ia berfikir, bagaimana menemukan rythem yang original dan belum pernah ada di dunia musik manapun.

Biasalah seniman selalu mencari penemuan dalam sebuah proses mahakarya. Hal itulah yang menggelitik hati gilang dalam sebuah proses pencarian. Seperti kalau di Jamaica, ada rythem Reggea. Kalau di negara satunya ada rythem latinlay. Sedangkan kalau di Indonesia kan tidak ada. “Kalau rythem yang tradisional mungkin sudah ada, tapi kalau dalam musik yang kontemporer menjadi pop, belum pernah ada,” ungkap suami dari Sahnaz Haque ini.

Gilang sendiri sempat observasi di kota Papua, Jawa, Bali dan lain-lainnya, Kemudian, dari berbagai inspirasi musik tersebut, Gilang mengkolaborasikan berbagai elemen-eleman musik tersebut menjadi sebuah rythem yang unik. Gilang sendiri sempat tidak bisa menyebut nama rythem tersebut. Namun setelah dipikir-pikir dan renungkan, ternyata setiap daerah yang ia kunjungi di Indonesia selalu memiliki hamparan sawah. Sehingga, oleh Ikang, Ekky, dan kawan-kawannya, musik ini mereka sebut sebagai rythem sawah. “Bahkan saya sering diundang workshop di Amerika untuk mempertontonkan rythem yang satu ini,” terang Gilang.

Berawal dari situlah, Gilang kemudian ingin menciptakan musik baru yang bisa diterima oleh semua kalangan masyarakat, Seperti misalnya, musik Reggea yang banyak diminati oleh berbagai kalangan. Maka, tercetuslah sebuah kolaborasi musik dengan sebuah group yang cukup berkarakter. Mereka adalah Ikang Fauzi, Ekky Soekarno dan Gilang sendiri yang tergabung dalam BIL – Brother In law.

Maka, pada beberapa pekan lalu, mereka pun memproduksi sebuah video klip di bilangan Kramat Senen Jakarta Pusat. Video itu merupakan visual dari salah satu single di antara sepuluh lagu yang akan diluncurkan dalam sebuah album perdana BIL. Tentu saja, dalam konsep berkarya, mereka yang telah senior tidak mau asal-asalan memberikan sumbangsih sebuah karya kepada masyarakat.

Karena itu pula, tema-tema lagu di dalam BIL tidak sembarangan. Misalnya saja, mengenai perjuangan, kepahlawanan, dan perang melawan hidup. Di salah satu lirycnya, adapula yang memberikan gambaran tentang humanisme kehidupan. Dimana walaupun perang melawan hidup, tetap harus membantu antara satu sama yang lain.

Tidak hanya tentang kehidupan, namun kisah cinta juga telah diangkat di sini. Cinta yang terjadi dimasa lalu, oleh Gilang diibaratkan anekdot yang lucu. Makanya, kegagalan dalam sebuah cerita cinta, tidak harus disampaikan dengan air mata. Adakalanya dengan sedikit pelampiasan berupa sarkasme dengan menyebut bahwa “Hatiku Hancur!”

Karena menurut Gilang, orang patah hati yang meneriakkan cinta dengan penuh power, misalnya dengan berteriak di tanah lapang atau tempat yang tersembunyi, kesannya justru lucu, konyol dan menjadi hiburan gratis bagi orang lain. “Lagu Hancur Hatiku ini mengingatkan kita kepada masa lalu, tentang janji-janji cinta segala macem selama bertahun-tahun namun tetap kandas. Apalagi ketika kita masih duduk dibangku SMA, pada saat orang berpacaran, atau yang meninggal, saya melihat dari masyarakat umum semuanya pernah merasakan patah hati. Lalu berteriak “Hatiku hancur!” Sebuah pelampiasan yang terkadang menjadi bahan tertawaan,” papar bapak tiga anak ini. (Benar ngga sih anaknya tiga?)

Uniknya, dalam video klip Hatiku Hancur itu, ada adegan model yang menari-nari (Diperankan oleh Bella Fauzi). Lho, kesedihan kok diberi symbol tarian? “Maksudnya, kita boleh patah hati atau sedih, tapi tidak selamanya kita boleh hidup dalam kesedihan kan? Disini justru kita seakan mensyukuri kepedihan itu sendiri, itu artinya secara tidak langung kita harus lebih tegar menghadapi tantangan atau musibah,” terang Bella, putrid pertama pasangan Ikang Fauzi dan Marissa Haque.

Sementara itu, bagi Ikang Fauzi dan Ekky Soekarno, lagu ciptaan Gilang ini adalah sebuah kebanggaan. Apalagi diiringi dengan temuan istimewa berupa rythem sawah. “Tentu saja ini adalah harapan baru di dunia musik,” tutur pelantun lagu Preman itu.

Karena tidak disangka, di tahun 1990-an, mereka yang sering berkunjung dan silahturahmi antar anggota keluarga, pada akhirnya menemukan sebuah gagasan baru yang cukup inovatif. Seringnya kita nge-band bareng di studio Gilang, tiba-tiba tercetuslah sebuah band baru yang digawangi oleh mereka bertiga, yaitu BIL alias Brother In law. www.musikji.net

Sebelum syuting video klip single Hatiku Hancur ini, mereka sempat merilis single Merie Me, ciptaan Ikang sendiri. Namun, saat menyadari adanya temuan perkusi terbaru yang disebut dengan rythem sawah, mereka memutuskan untuk mengarransemen ulang lagu Merry Me. Hal ini dibarengi dengan beberapa lagu lain seperti cerita tentang Ramayana dan sebagainya. “Bahkan rencananya, disalah satu single dalam album BIL itu nanti, kami akan menggodok lagu Preman dengan arransemen baru berythem sawah yang sangat special,” tukas suami dari Marissa Haque itu. Nagaswara Press - Kim Sadewa

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih telah memberi komentar.