Flash News
Mail Instagram Pinterest RSS
MENU UTAMA

Profil Djohar Arifin Husin

Source: Tino Setiyawan

Ketua Umum PSSI terpilih, Johar Arifin Husen, selama ini cukup dikenal di kalangan sepabola nasioanl. Saat terpilih di Hotel The Sunan, Solo, Sabtu (9/7/2011), ia masih menjabat Wakil Plt Sekjen PSSI, bentukan Komite Normalisasi (KN).

Sebelumnya, pengganti Nurdin Halid ini dikenal dengan beberapa gagasannya saat akan mendatangkan pelatih asal Turki Fatih Terim, untuk menangani Timnas Indonesia. Rencana Staf Ahli Menegpora, Andi Malanggeng, itu gagal karena banderol yang dipatok terlalu mahal.

Johar yang sebelumnya dicalonkan PS Medina Medan Jaya untuk bertarung di bursa pencalonan ketua umum PSSI ini, juga pernah aktif Sekjen KONI, saat Agum Gumelar sebagai ketua Umum nya. Saat itu, ia ikut masuk bursa pencalonan ketua umum KONI.

Mantan Mantan Deputi Pemberdayaan Olahraga, Menpora ini juga dikenal dekat dengan dunia sepakbola, karena beberapa tahun lalu ia menjabat sebagai ketua Pengda PSSI Sumatera Utara.

Karena kedetakatannya dengan sepakbola di pulau Sumatera itulah, ia sempat menggalang dukungan di kawasan tersebut, untuk kemudian menjadi alternatif calon K-78, karena hingga detik terakhir, FIFA tetap melarang George Toisuutta dan Arifin Panigoro untuk mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI.

Bangsa Indonesia memerlukan karakter. Karena itulah perlu adanya pencerahan. Salah satu langkah yang paling jitu adalah dengan program training ESQ. Penjabaran ini diutarakan Staf Ahli Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Prof. Dr. Ir. Djohar Arifin Husin yang juga Alumni ESQ Angkatan 66, ketika ditemui di Training ESQ Eksekutif Angkatan 81 yang bersamaan dengan penyelenggaraan ESQ Alumnae Day, di Menara 165, Cilandak Timur, Jakarta, Jumat (24/7). Berikut ini petikan wawancara reporter Esqmagazine.com, Tino Setiyawan dengan Djohar Arifin Husin:

Pendapat Anda mengenai dunia kepemudaan dan olahraga saat ini?

Di kementrian kita mengubah masa-masa yang lalu pemuda yang dimasukkan ke dalam political category. Artinya dimanfaatkan untuk kepentingan penguasa. Ketika Adhyaksa Dault menjadi menteri kita ubah menjadi social category. Artinya diharapkan para pemuda ini mampu peduli dan bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu para pemuda harus dibekali kemampuan, pengetahuan, dan akhlak. Mau tidak mau pemuda kitalah yang akan menjadi pemimpin. Oleh karena itu harus kita persiapkan.

Bagi saya olahraga selama ini tidak punya sistem. Kita bersyukur sekarang sudah ada Undang-undang Olahraga. Dengan UU ini kita mempersiapkan bagaimana cara penanganan olahraga Indonesia. Maka kita buatlah sistem. Dengan sistem ini kita tidak seperti yang lalu. Dahulu kita mempunyai atlet seperti Rudi Hartono, Susi Susanti. Tapi, begitu mereka hilang kita bingung siapa penggantinya, kapan, dan dari mana, sampai sekarang. Mungkin Taufik Hidayat beberapa tahun lagi akan gantung raket karena faktor usia. Kita bingung dari mana, kapan ada pengganti Taufik.

Jadi, ini tidak boleh lagi (terjadi). Tapi harus diciptakan, harus membangun sistem. Nah sistem sekarang telah kita persiapkan, karena dengan adanya sistem ini siapa pun presidennya, siapa pun menterinya, siapa pun gubernurnya, olahraga Indonesia akan bisa terbangun karena adanya sistem.

Nama Lengkap:

Prof. Dr. Ir Djohar Arifin Husein, MA

- Staf ahli Menpora, mantan sekjen KONI
- Mantan Ketua Pengda PSSI Sumut, Wakil Plt Sekjen PSSI

Tempat Tanggal Lahir:
Tanjung Pura, 13 September 1950

Guru Besar Univ Islam Sumatera Utara
Jurusan Keilmuan: Agronomi,Agribisnis, dan Sosiologi Pedesaan

Sumber: www.musikji.net esq-news.com - tribunjogja

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih telah memberi komentar.