Flash News
Mail Instagram Pinterest RSS
MENU UTAMA

Pengertian dan Fungsi Fungsi Uang

MUSIKJI.NET,- Mari kita sedikit belajar tentang ekonomi khususnya mengenai Uang. Tanpa uang, saat ini kita tak bisa hidup bahagia di era modern. Namun demikian tergantung dari diri personal masing-masing.

Seandainya Anda hidup di Amerika sebelum Perang Revolusi, uang yang anda miliki bisa jadi adalah Spanish doubloons (koin perak yang juga disebut sebagai pieces of eight). Sabelum perang saudara, bentuk uang yang utama di Amerika Serikat adalah koin emas, koin perak, dan paper notes, yang disebut sebagai banknotes, diterbitkan oleh bank-bank komersial. Pada saat ini Anda tidak hanya menggunakan koin dan uang dollar yang diterbitkan oleh perintah sebagai uang, tetapi juga bisa menggunakan giro dari rekening Anda yang ada di bank. Uang telah berubah bentuknya seiring dengan perbedaan waktu. Meskipun demikian, Uang selalu menjadi bagian panting bagi masyarakat dan perekonomian.
ARTI UANG
Sebagai mana kata uang yang di ucapkan dalam kehidupan sehari-hari pengertian uang dapat bermacam-macam arti, tetapi bagi ekonom, uang mempunyai arti yang khusus. Untuk menghindari kebingungan, kita harus mempunyai kejelasan bagaimana kata uang yang digunakan oleh para ekonom berbeda dari kegunaan biasanya.

Ekonom mendefinisikan uang (juga sering disebut sebagai uang beredar) sebagai sesuatu yang secara umum diterima dalam pembayaran barang dan jasa atau pembayaran atas utang. Mata uang, terdiri dari uang kertas dan koin, sangat cocok dengan definisi ini dan merupakan salah satu bentuk uang. Ketika sebagian besar orang berbicara tentang uang, mereka sedang membicarakan tentang mata uang (currency)—uang kertas dan koin. misalnya, jika seseorang datang kepada Anda dan mengatakan, "Uangmu atau hidupmu," Anda pasti akan segera menyerahkan semua uang Anda daripada bertanya lebih dulu, "Apa yang Anda maksud dengan 'uang'?"

Mendefinisikan uang semata-mata sebagai mata uang terlalu sederhana bagi para ekonom. Oleh karena cek juga dapat diterima sebagai pembayaran atas pembelian, rekening giro juga dapat dianggap sebagai uang. Balikan, definisi uang dalam anti luas juga diperlukan karena bentuk lainnya seperti tabungan dapat berfungsi sebagai uang kalau dapat diubah dengan cepat dan mudah menjadi mata uang atau rekening giro. Dengan demikian, tidak ada definisi tunggal, definisi yang benar-benar tepat dari uang atau uang beredar, bahkan bagi ekonom sekalipun.

Untuk memperdalam permasalahan lebih lanjut, kata uang sering disamakan dengan kekayaan. Ketika seseorang berkata, "Joe itu kaya—dia mempunyai banyak uang," bisa jadi yang dimaksud adalah Joe tidak hanya mempunyai banyak mata uang dan saldo yang besar di rekening gironya, tetapi juga mempunyai saham, obligasi, empat mobil, tiga rumah, dan kapal pesiar. Dengan demikian, "mata uang" dianggap terlalu sempit untuk mendefinisikan uang, penggunaan lain yang lebih populer terlalu luas. Para ekonom membuat perbedaan antara uang dalam bentuk mata uang, rekening koran (tahungan), dan bentuk lainnya yang digunakan untuk transaksi dan kekayaan (wealth), sekumpulan dari bentuk-bentuk properti yang dapat digunakan untuk menyimpan nilai. Kekayaan tidak hanya meliputi uang tetapi juga aset lainnya, seperti obligasi, saham, karya seni, tanah, perabotan, mobil, dan rumah.

Masyarakat juga menggunakan kata uang untuk menyatakan apa yang disebut oleh para ekonom sebagai pendapatan, sebagaimana pernyataan berikut, "Sheila pastinya sangat pintar memikat; dia mempunyai pekerjaan yang baik dan mendapatkan banyak uang." Pendapatan (income) adalah anus penerimaan pada waktu tertentu. Kalau seseorang berkata bahwa dia mempunyai pendapatan $1.000, Anda tidak dapat mengatakan jika pendapatan tersebut banyak atau sedikit tanpa mengetahui bahwa $1.000 tersebut adalah pendapatan per tahun, per bulan, atau bahkan per hari. Akan tetapi, kalau seseorang mengatakan bahwa dia mempunyai S1.000 dalam dompetnya, Anda pasti tahu berapa banyak nilai tersebut.

FUNGSI-FUNGSI UANG

Apakah uang tersebut berupa kerang, batu, emas, atau kertas; uang mempunyai tiga fungsi utama dalam perekonomian: sebagai alat tukar, sebagai alat hitung, dan sebagai alat penyimpan nilai. Dari ketiga fungsi tersebut, fungsi sebagai alat tukarlah yang membedakan uang dari aset lainnya, seperti saham, obligasi, dan rumah.

Alat Tukar
Pada hampir semua transaksi dalam perekonomian kita, uang dalam bentuk mata uang atau cek adalah sebagai alat tukar (medium of exchange); uang digunakan untuk membayar barang dan ,jasa. Penggunaan uang sebagai alat tukar dapat mendorong efisiensi dalam perekonomian karena dapat meminimumkan waktu yang diperlukan dalam transaksi barang dan jasa. Untuk mengerti alasannya, mari kita lihat perekonomian barter, seseorang tanpa uang, di mana barang dan jasa dipertukarkan secara langsung untuk barang dan jasa lainnya.

Ambil contoh kasus Ellen, seorang dosen ekonomi, yang hanya dapat melakukan satu hal: yaitu memberikan pengajaran ekonomi dengan sangat pintar. Dalam perekonomian barter, kalau Ellen ingin makan, dia harus menemukan seorang petani yang tidak hanya memproduksi makanan tetapi juga ingin belajar ekonomi. Bisa Anda bayangkan pencarian tersebut tentunya sangat sulit dan memakan waktu, dan Ellen mungkin membutuhkan waktu lebih banyak untuk mencari petani yang membutuhkan pelajaran ekonomi. Bahkan, bisa jadi dia akan berhenti mengajar dan menjadi petani sendiri. Kalau pun dia bertahan, dia mungkin akan menahan lapar sampai meninggal.

waktu yang diperlukan dalam berupaya mencari pertukaran barang atau jasa disebut biaya transaksi. Dalam perekonomian barter, biaya transaksi cukup tinggi karena masyarakat harus memenuhi "double coincidence of wants"—mereka harus menemukan seseorang yang memiliki barang atau jasa yang mereka butuhkan dan yang juga membutuhkan barang atau jasa yang harus mereka tawarkan.

Mari kita lihat ketika kita mengenalkan uang dalam kehidupan Ellen, dosen ekonomi. Ellen bisa mengajar setiap orang yang bersedia membayar untuk mendengarkan kuliahnya. Dia bisa pergi ke petani mana saja (atau perwakilannya yang ada di pasar swalayan) dan membeli makanan yang dia butuhkan dengan uang yang diperoleh dari mengajar tersebut. Permasalahan dari double coincidence of wants (dua kebutuhan yang saling membutuhkan secara tidak sengaja) dapat diatasi, dan Ellen bisa menghemat waktu, yang dapat dia gunakan untuk melakukan pekerjaan terbaiknya, yaitu mengajar.

Contoh tersebut menunjukkan bahwa uang dapat mendorong efisiensi dalam perekonomian dengan menghilangkan banyak waktu yang dibutuhkan dalam pertukaran barang dan jasa. Uang juga mendorong efisiensi dengan membuat orang melakukan spesialisasi dari keahliannya. Oleh karena itu, uang sangat penting dalam perekonomian: uang membuat perekonomian berjalan lebih lancar dengan menurunnya biaya transaksi sehingga dapat mendorong spesialisasi dan pembagian kerja.

Kebutuhan akan uang begitu kuatnya sehingga hampir semua masyarakat modern menciptakannya. Untuk suatu komoditas yang berfungsi sebagai uang secara efektif harus memenuhi beberapa kriteria:
(1) harus mudah distandarkan agar dapat dipastikan nilainya;
(2) harus dapat diterinta secara luas;
(3) harta mudah dibagi sehingga mudah untuk "kembalian";
(4) harus mudah dibawa;
(5) harus tidak cepat rusak.

Bentuk-bentuk uang yang dapat memenuhi kriteria tersebut telah menghasilkan beberapa bentuk uang yang tidak biasa dalam sejarah pembentukan uang, beragam dari wampum (untaian manik-manik) yang digunakan oleh penduduk asli Amerika, sampai ke tembakau dan minuman keras (whiskey), yang digunakan pada masa-masa awal kolonial Amerika, ke rokok, yang digunakan oleh para tawanan Perang Dunia II' Keragaman bentuk-bentuk uang yang telah dikembangkan selama bertahun-tahun merupakan bukti atas kemajuan bangsa-bangsa seperti perkembangan peralatan dan Bahasa.

Alat Hitung
Fungsi kedua dari uang adalah menjadi alat hitung (unit of account); sedemikian rupa sehingga uang dapat digunakan untuk menghitung nilai dalam perekonomian. Kita menghitung nilai dari barang dan jasa dalam satuan uang, seperti kita mengukur berat dalam satuan kilogram, jarak dalam satuan kilometer. Untuk melihat mengapa fungsi ini penting, mari kita lihat sekali lagi perekonomian barter di mana uang tidak mewakili fungsi tersebut. Kalau perekonomian hanya mempunyai tiga barang—misalnya buah persik, perkuliahan ekonomi, dan nonton bioskop—kemudian kita perlu mengetahui hanya tiga harga untuk bisa melakukan pertukaran di antara ketiga barang tersebut; yaitu harga dari buah persik dihitung dalam perkuliahan ekonomi (berapa banyak perkuliahan ekonomi yang harus dibayar untuk satu buah persik), harga buah persik yang dihitung dalam buah persik, dan harga dari perkuliahan ekonomi yang dihitung dalam nonton biskop. Kalau ada 10 barang, kita perlu tahu 45 kombinasi harga-harga untuk melakukan pertukaran satu barang dengan barang yang lain; dengan 100 barang, kita perlu tahu 4.950 kombinasi harga-harga; dan dengan 1.000 barang ada 499.500 kombinasi harga

Bayangkan bagaimana sulitnya melakukan penjualan di pasar swalayan dengan 1.000 barang yang berbeda dalam perekonomian barter, untuk memutuskan membeli ayam atau ikan yang Iebih murah kalau harga dari 1 kilogram ayam seharga 4 kilogram mentega dan harga 1 kilogram ikan seharga 8 kilogram tomat. Untuk dapat membandingkan harga-harga, label dari masing-masing barang akan mempunyai daftar panjang sampai 999 harga yang berbeda, dan waktu yang terbuang untuk membaca daftar tersebut pada akhirnya akan mengakibatkan tingginya biaya transaksi.

Penyelesaian masalah ini adalah dengan menggunakan uang dalam perekonomian dan membuat label harga dari setiap unit. barang dalam satuan uang, sehingga memungkinkan kita untuk menetapkan harga dari perkuliahan ekonorni, buah persik, dan menonton bioskop dalam dolar misalnya. Kalau hanya terdapat tiga barang dalam perekonomian, keuntungan menggunakan uang tidak seberapa jumlahnya dibandingkan dalam perekonomian barter. Akan tetapi, untuk 10 barang, kita memerlukan 10 harga; untuk 100 barang; dan seterusnya. Pada 1.000 jenis barang di pasar swalayan, maka hanya ada 1.000 harga, bukan 499.500!

Kita bisa melihat bagaimana penggunaan uang sebagai alat hitung dapat menurunkan biaya transaksi dalam perekonomian dengan mengurangi jumlah kombinasi harga-harga yang harus diperhatikan. Keuntungan dari fungsi uang ini semakin besar seiring dengan perekonomian yang semakin rumit.

Alat Penyimpan Nilai
Uang juga berfungsi sebagai alat penyimpan nilai' (store of value); uang mewakili data beli sepanjang waktu. Alat penyimpan nilai digunakan untuk menyimpan daya beli dari saat pendapatan diterima sampai waktunya nanti dibelanjakan. Fungsi uang ini sangat berguna karena sebagian besar dari kita tidak ingin menghabiskan pendapatan kita secepatnya dari saat kita menerimanya, tetapi lebih suka menundanya sampai kita membutuhkannya atau saat kita ingin berbelanja.

Uang bukanlah alat penyimpan nilai yang unik; aset lainnya—uang, saham, obligasi, tanah, rumah, karya seni, perhiasan—dapat digunakan sebagai alat penyimpan nilai. Beberapa dari aset-aset tersebut mempunyai kelebihan dibandingkan uang sebagai alat penyimpan nilai: Aset-aset tersebut memberikan suku bunga yang lebih tinggi daripada uang, peningkatan harga, dan pelayanan pengiriman seperti "memberikan sebuah atap di atas kepala seseorang". Kalau aset-aset tersebut merupakan alat penyimpan nilai yang lebih menarik daripada uang, mengapa pada akhirnya orang-orang memegang uang juga?

Jawaban dari pertanyaan ini berkaitan dengan pentingnya konsep ekonomi adalah likuiditas (liquidity), yaitu relatif lebih mudah dan cepatnya suatu aset dapat diubah menjadi alat tukar. Likuiditas sangat diinginkan. Uang adalah aset yang paling likuid dari semua aset karena uang sebagai alat tukar; uang tidak perlu diubah ke bentuk lain untuk melakukan transaksi pembelian. Aset lainnya memerlukan biaya transaksi ketika aset tersebut diubah menjadi uang. Ketika Anda menjual rumah, misalnya, Anda harus membayar komisi perantara (biasanya 5% sampai 7% dari harga jual), dan kalau Anda memerlukan uang tunai segera untuk membayar tagihan-tagihan yang berat, kemungkinan Anda mendapatkan harga yang lebih rendah kalau Anda ingin menjual rumah tersebut secara cepat. Oleh karena uang merupakan aset yang paling likuid, orang bersedia memegangnya sekalipun uang bukan alat penyimpan nilai yang paling menarik.

Seberapa baik uang sebagai alat penyimpan nilai sangat tergantung pada tingkat harga, karena nilainya tetap dalam satuan tingkat harga. Kenaikan dua kali pada harga, misalnya, berarti nilai uang turun setengah kalinya; sebaliknya penurunan harga sampai setengahnya berarti nilai uang naik dua kali. Selama inflasi, ketika tingkat harga naik secara cepat, uang kehilangan nilainya secara cepat, dan orang-orang akan semakin enggan untuk memegang aset dalam bentuk uang. Hal itu dapat menjadi kenyataan ketika terjadi periode inflasi yang parah, dikenal sebagai hiperinflasi (hyperinflation), di mana laju inflasi di atas 50% per tahun.

Hiperinflasi terjadi di Jerman setelah Perang Dunia I, dengan tingkat inflasi kadang-kadang di atas 1.000% per bulan. Pada akhir periode hiperinflasi pada tahun 1923, tingkat harga telah meningkat lebih dari 30 miliar kali dibandingkan duet tahun sebelumnya. Kuantitas uang yang diperlukan untuk membeli barang yang paling dasar sekalipun menjadi sangat mahal. Ada beberapa cerita, misalnya, ketika mendekati akhir dari hiperinflasi, harga tunai dari kereta dorong diperlukan untuk membayar sepotong roti. Uang kehilangan nilainya secara cepat, sehingga pegawai dibayar dan diberikan cuti beberapa kali pada waktu membelanjakan gaji mereka sebelum uang tersebut menjadi kurang bernilai. Tidak ada seorang pun yang ingin memegang uang, sehingga penggunaan uang untuk melakukan transaksi menurun dan barter menjadi semakin dominan. Biaya transaksi menjadi tinggi, dan sebagaimana bisa kita perkirakan, output perekonomian menurun tajam.

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih telah memberi komentar.