Aneh tapi nyata. Itulah pengakuan warga yang mendatangi perkampungan Bulo-bulo, Desa Bulusuka, Kecamatan Bontoramba. Sejak munculnya harta karun dirumah salah satu warga, Piagam Paledengi dg. Ledeng, desa tersebut mendadak ramai. Apa pasal? Ternyata di rumah itu ada ditemukan harta karun.
Sumber yang dihimpun Upeks menyebutkan, untuk dapat melihat jenis barang yang terdapat dalam peti itu, harus dengan penuh kesabaran.
"Kita perlu bersabar, sambil menunggu petunjuk dari makhluk halus. Karena tidak semua pengunjung dapat melihat secara langsung jenis barang yang ada dalam peti," ujar sumber tersebut.
Seperti yang dialami Camat Tarowang, Drs Muh Jafar yang ditemui Upeks, Minggu (30/1) di kediaman pemilik harta karun, mengatakan sebelum melihat secara langsung harta karun itu, dirinya menunggu berjam-jam dan akhirnya dapat melihat beberapa jenis barang yang ada dalam peti.
Dikatakannya, dalam peti itu terdapat 70 emas batangan murni berlogo London. Dalam 1 batang mengandung 999,99 gram (hampir 1 kg). Terdapat jenis mata uang Brasil tahun 1964 dalam 3 peti dengan total 480 ikat.
Dalam 1 ikat terdapat 500 lembar pecahan Rp5000. Di samping itu terdapat jenis pedang roll (melekat batu giok) dan pedang selendang, berbagai jenis mustika, seperti mustika delima, mustika air, mustika besi, cincin dari besi yang bersifat elastis, serta terdapat benda jenis mumi (kora-kora=makassar) dan jenis uang bergambar Soekarno pecahan Rp1000, bagaikan benda yang hidup. Jika ditaksir nilainya mencapai trilunan rupiah. Bahkan dalam peti itu terdapat sertifikat deposito dari Bank Swiss.
Pihak pegadaian dan Bank Indonesia (BI) yang datang melihat langsung emas batangan itu menyatakan asli, demikian pula isi harta karun berupa jenis mata uang Brasil juga dinyatakan asli.
Pemilik harta karun, Piagam Paledengi dg Ledeng, yang ingin dikonfirmasi Upeks, belum berhasil ditemui. Menurut Bahrul keluarga dekat Pemilik Harta karun, Daeng Ledeng lagi istirahat. Dalam pengakuannya Bahrul mengatakan, harta karun itu datang pada malam 17 Ramadhan 2010 sekitar jam 04.00 subuh. "Rumah ini seperti terbakar pada malam itu, harta karun itu datang dengan sendiri seperti air mengalir yang dibawa makhluk halus," ungkapnya.
Dalam aktivitas kesehariannya, Daeng Ledeng hanyalah petani biasa. Namun Daeng Ledeng rutin melaksanakan aktivitas keagamaan yakni Salat Tahajjud 80 rakaat setiap malam.
Karena kedekatannya dengan yang maha kuasa, akhirnya dia mendapat petunjuk dan mendapat sinar cahaya yang terang benderang pada malam lailatul qadar atau 17 Ramadhan yang lalu. Pada saat itulah muncul harta karun itu, ujar Bahrul.
Namun sayang, ketika Upeks ingin mengambil gambar harta karun tersebut belum berhasil. Menurut pengakuan keluarga pemilik harta karun, pengunjung harus menunggu dan bersabar. Jika dilanggar maka nyawa menjadi taruhannya.
Warga yang datang di kediaman Daeng Ledeng bukan saja warga Jeneponto, tapi luar daerah. Adapun pejabat yang telah datang menyaksikan harta karun itu, yakni Bupati Jeneponto, Drs Radjamilo, Kapolres Jeneponto, AKBP Ruslan Aspan, Ketua Pengadilan Negeri Jeneponto, Indra cahya, SH dan pejabat teras lainnya. #upeks
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih telah memberi komentar.