SIANG menjelang sore hari pasti jadi jam rawan mengudap. Saat tiba di Kota Pematangsiantar, ada warung penjual Bakmie Siantar. Semua berjejer sejauh mata memandang. Jumlahnya puluhan, mungkin ratusan.
Tanpa membuang banyak waktu, saya langsung mampir ke sebuah warung. “Bakmi pangsit satu,” ujar saya. Di semua warung penjual bakmi, pasti tertulis Bakmi Pansit. “Lucu, di Jakarta disebutnya pangsit, bukan pansit,” kata saya dalam hati.
Bakmi pangsit yang jadi incaran para wisatawan maupun penduduk di sini dijual dengan harga relatif murah. Setelah menikmati masing-masing satu mangkuk, saya dan dua kerabat yang menemani selama perjalanan ini, cukup merogoh kocek Rp55 ribu. Itu sudah termasuk teh tawar hangat untuk setiap orang.
Oh iya, kalau mau memesan menu minuman teh tawar hangat di sini, harus bilang: Teh Tong, alias teh kosong. Maksudnya, teh tanpa gula. Nah, perlu saya tegaskan, semua menu di sini pasti mengandung minyak dan tentunya daging babi. Jadi, tidak ada warung penjual Bakmi Siantar yang halal.
Perut sudah terisi. Sekarang waktunya beli jajanan. Tak jauh dari tempat saya menyantap bakmi, ada sebuah toko yang dipenuhi pembeli. Luar biasa ramainya.
Hmmm, ini dia yang selalu menyedot perhatian, roti ganda Siantar. Saat ini pukul 15.00 WIB, di depan mata saya ada seratusan orang berjejal di dalam ruko tempat roti ganda dijual. Sebagian tampak memilih menunggu di luar karena suasana di dalam toko yang terlalu sumpek. Ada juga yang menyerah tidak jadi membeli. “Ah, harus dapat,” gumam saya.
Ada belasan petugas yang melayani pesanan. “Kalau beli di sini, cari petugas yang tidak sedang melayani pembeli. Kalau tidak, jangan harap teriakan kita didengar,” kata seorang pembeli di samping saya.
Alamak… penuh perjuangan. Akhirnya setelah mengantre 20 menit, ada seorang pelayan yang “menganggur” setelah menyerahkan sebungkus roti kepada pembeli di samping saya tadi.
“Tiga roti isi selai srikaya,” pinta saya. Selain selai srikaya yang yahud, ada juga roti isi cream dan cokelat. Penasaran bagaimana bentuk roti isi selai ini? Kalau Anda biasa makan roti bakar, tentu tahu bentuk roti tawar yang biasa dijadikan bahan dasar roti bakar. Nah, roti utuh seperti itu lah yang dijadikan roti ganda. Setelah dibelah menjadi dua tanpa terputus, selai srikaya pun dioleskan ke bagian tengahnya. Karena ukurannya yang jumbo dan roti dibelah jadi dua, maka lahir nama roti ganda.
Selain roti yang sudah dioles, ada juga selai srikaya asli roti ganda yang dijual terpisah. Jika ingin menikmati sensasi kelembutan selai srikayanya di Jakarta, Anda bisa membeli selai yang sudah dikemas. Ada berbagai ukuran kemasan, mulai dari yang seharga Rp4.000 hingga Rp39 ribu.
Setelah menunggu beberapa menit, roti pesanan saya sudah jadi. “Semuanya Rp45 ribu,” kata pelayan tadi. Roti sudah dalam genggaman, saya pun lekas keluar dari dalam toko.
(ftr/okezone/ www.musikji.net)
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih telah memberi komentar.