Ilustrasi (Foto: Istiimewa)
Seperti tahun-tahun sebelumnya, saat Ramadan tiba, para PSK ABG ini biasanya beralih profesi menjadi pemandu lagu (PL) di tempat-tempat karaoke, dan sebagian lagi pulang ke kampung mereka.
Mereka tidak lagi menjajakan diri di rumah-rumah petak berukuran 4 x 4 meter, beberapa ratus meter dari Pondok Pesantren Darut Taubah dan Mapolsek Andir, Kota Bandung.
“Kita bulan puasa tutup, karena di sini dilarang beroperasi. Anak-anak juga pada pulang, ada juga yang ke Jakarta,” kata Riman, seorang mucikari Saritem kepada okezone, Jumat (14/7/2011) dini hari.
Menurut Riman, kebanyakan PSK Saritem berasal dari daerah Indramayu dan sekitarnya. Selain yang masih ABG, di lokalisasi ini juga terdapat PSK yang berusia kepada tiga.
“Kalau yang ABG tarifnya Rp300 ribu sampai Rp400 ribu, kalau dibawa ke Hotel bisa naik dua kali lipat. Sementara untuk yang tua tarifnya Rp150 ribuan,” ujarnya.
Melda (nama samaran), seorang PKS ABG di lokalisasi ini mengatakan, pada bulan Ramadan mendatang, dia dan sebagian temannya berencana ke Jakarta untuk beralih profesi sebagai pemandu di tempat karaoke.
“Saya baru ke Jakarta kalau ini ditutup. Kalau enggak jadi PL ya kerja yang lain buat nambah-nambah aja,” ujar wanita berambut panjang itu. Diakui Melda penghasilan sebagai pemandu lagu memang jauh lebih kecil dibanding dengan penghasilan utamanya di Saritem. okezone.com
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih telah memberi komentar.