Nama pondok pesantren Umar bin Khattab mulai menyita perhatian sejak beberapa hari lalu. Para santri dari pondok di Desa Sila, Kecamatan Bolo, Bima Nusa Tenggara Barat itu sempat melakukan perlawanan ketika petugas kepolisian bermaksud menggeledah sejumlah ruangan pesantren untuk mencari alat bukti terkait kasus terorisme.
Indikasi keberadaan jaringan teroris diperkuat oleh temuan polisi dari dalam area pesantren kemarin sore. Di dalam wilayah pondok pesantren, polisi menemukan sejumlah bom molotov, puluhan anak panah, berbagai senjata tajam, dan sebuah rompi bertuliskan Jamaah Anshorut Tauhid. Puluhan keping cakram video bertemakan jihad juga ditemukan.
Penyidikan kasus itu hingga kini masih dilakukan tim Detasemen Khusus 88 Antiteror. Sebanyak tiga belas saksi telah diperiksa. Enam diantara mereka diijinkan pulang. Ketujuh saksi yang masih diperiksa bernama: Mustakim Abdullah, Rahmad Ibnu Umar, Rahmat Hidayat, M Yakub, Zulkifli, Muslamin Talib, dan Sahrir H Manhir.
Insiden kecil terjadi saat polisi tengah mengamankan lingkungan pondok seluas dua kali lapangan sepak bola itu. "Rumah Abrori mendadak terbakar," kata Ketut. Namun insiden itu tidak lekas membesar lantaran bisa ditangani warga sekitar dan petugas. "Terbakar sekitar pukul 10.00, pagi tadi, tapi belum diketahui penyebabnya," kata Ketut.
Sumber: www.musikji.net Tempointeraktif.com
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih telah memberi komentar.