"Kamis malam saya mendapat informasi itu dari seorang teman lewat telepon," ujarnya usai acara buka puasa bersama Angkatan Muda Demokrat Indonesia di kediaman Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Marzuki Alie, Senin 8 Agustus 2011.
Menurut Mubarok, Kamis malam itu seorang temannya menelepon dan memintanya mempertemukan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Dia bilang ada informasi penting, tapi saya bilang, apa tidak bisa besok-besok saja," ujarnya. Dalam hubungan telepon itu sang ulama memberitahu bahwa Nazaruddin berada di Cartagena, Kolombia. "Dan dia bilang tidak boleh lebih dari seminggu, karena kalau lewat pasti dia sudah lari lagi."
Singkat kata, Mubarok pun tak mempertemukan rekannya itu dengan SBY. "Karena saya Jumat paginya sudah terbang keluar kota, jadi tidak ketemu," kata dia beralasan. Informasi itu pun, kata Mubarok, tak sampai ke telinga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, SBY.
Dan, begitu mendengar kabar penangkapan Nazaruddin di Kolombia, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini pun sontak tertawa. "Saya ketawa, ternyata benar apa yang teman saya katakan itu," ujarnya. Ia melanjutkan, sang ulama, sebelumnya juga pernah bercerita soal kejatuhan Moammar Khadaffi. "Karena saya kan sering ke Libya juga."
Jejak Nazaruddin, menurut Mubarok, juga sempat terlacak ketika beberapa waktu lalu ia diwawancarai aktivis media sosial, Iwan Pilliang, yang ditayangkan Metro TV. "Waktu itu kami bersama Roy Suryo di ruangan Kapolri melacak Nazaruddin dan ketemu," ujarnya. Saat itu, kata Mubarok, Nazaruddin terdeteksi berada di Argentina.
Sumber: www.musikji.net Tempointeraktif.com
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih telah memberi komentar.