Flash News
Mail Instagram Pinterest RSS
MENU UTAMA

Ternyata, Nama Syarifuddin di Paspor adalah Sepupu Nazaruddin

Nazaruddin. foto: Tv One

Muhammad Syarifuddin, pemilik paspor yang dipakai Nazaruddin keluyuran hingga tertangkap di Cartagena, Kolombia, akhirnya terkuak. Pemilik paspor itu ternyata sepupu eks Bendahara Umum Partai Demokrat itu sendiri. Syarifuddin tinggal di Jalan Garu 1, Nomor 7, Kelurahan Harjosari, Kecamatan Medan Amplas, Medan, bersama orang tuanya, Muhammad Yunus Rasjid.

"Setahu saya, M. Syarifuddin adalah anak Yunus Rasyid," kata Rojab Hasibuan, Lurah Harjosari I kepada wartawan, Selasa, 9 Agustus 2011.

Sebelumnya Direktur Eksekutif Partai Demokrat Sumatera Utara, Borkat Hasibuan, mengatakan Yunus Rasyid adalah paman Nazaruddin." Ayah Nazaruddin merupakan saudara kandung Yunus Rasyid," kata Borkat.

Yunus Rasyid setelah tidak lagi menjabat Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Medan dan Wakil Ketua DPRD Medan 1999-2004 dan 2004-2009. Tahun lalu, Yunus Rasyid resmi bergabung di Partai Demokrat dengan jabatan Wakil Sekretaris Sumatera Utara.

Dari catatan kependudukan, M. Syarifuddin ternyata lahir di Desa Bangun, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, sekitar 135 kilometer dari Medan. Di desa ini pula Muhammad Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, lahir dan dibesarkan.

Di desa itu pula, keluarga Nazaruddin dan keluarga pamannya, Yunus Rasyid, beternak kambing dan sapi serta berdagang. Usai sekolah dasar, keluarga Nazaruddin hijrah ke Pekanbaru. Adapun pamannya Yunus Rasyid hijrah ke Medan. Karier politik Yunus Rasyid terbilang cepat. Mulai dari pengurus PPP hingga menjadi Ketua DPC PPP Medan dia lalui dengan mulus. Yunus Rasyid juga sempat menjadi Rektor Universitas Islam Sumatera Utara (UISU).

Yunus Rasyid sebelum menjadi Wakil Ketua DPRD bermukim di Jalan Brigjen Katamso Nomor 541, Kelurahan Kampung Baru, Medan. Dengan menggunakan Kartu Tanda Penduduk alamat tersebut, Yunus Rasyid tercatat pada akte notaris sebagai salah satu direksi PT Anugerah Nusantara, perusahaan milik Nazaruddin. Perusahaan itu memenangkan proyek pembangunan pabrik vaksin flu burung senilai Rp 718 miliar dari Departemen Kesehatan pada 2008.
Sumber: www.musikji.net Tempointeraktif.com

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih telah memberi komentar.