Warga mengangkut sesosok mayat tak dikenal yang ditemukan pencari kepiting di hutan bakau Pantai Bentar.
PROBOLINGGO, Untuk kesekian kalinya, Kabupaten Probolinggo dihebohkan dengan penemuan mayat. Kamis (7/7/2011), warga Curahsawo, Kecamatan Gending, digegerkan oleh penemuan mayat di hutan bakau pesisir Pantai Bentar.
Ratusan warga dan juga polisi serta pengendara di sepanjang jalan pantai utara pun berhenti untuk menyaksikan proses evakuasi mayat tersebut. Mayat itu tak bisa dikenali. Pada sejumlah bagian di tubuhnya terdapat luka gores, rusak, dan berlumpur. Bahkan, kaki kirinya juga hilang.
Mayat itu juga tak mengenakan sehelai benang pun alias bugil dan berada dalam posisi tengkurap. Mayat itu seorang pria dan banyak kepiting yang mengelilingi tubuhnya.
Warga yang menyaksikan proses evakuasi mengaku tak ada yang mengenali sosok mayat tersebut. Dari keterangan yang dikutip dari Kompas.com di lapangan, mayat itu ditemukan kali pertama oleh seorang pencari kepiting bernama Tono (30), warga Desa Sekarkare, Kecamatan Dringu.
Kepada wartawan, Tono mengaku sedang mencari kepiting untuk dijual. Saat melangkah ke semak-semak hutan bakau, dia menemukan banyak kepiting yang bergerombol. Saat menangkap kepiting-kepiting itu, jantungnya berdegup kencang setelah melihat sesosok mayat.
"Setelah menemukan mayat itu, saya langsung membuang kepiting hasil tangkapan dan lari ke rumah. Masih dalam keadaan trauma, saya menceritakan apa yang baru saja saya alami kepada keluarga dan tetangga. Lalu saya melapor ke kepala desa setempat dan ke Polsek Gending," katanya.
Setelah melaporkan penemuan mayat itu, ratusan warga, perangkat desa, dan aparat kepolisian pun mendatangi lokasi penemuan mayat. Setelah mayat berhasil ditemukan, warga pun menghubungi RSUD Waluyo Jati Kraksaan untuk memperoleh ambulans. Karena tak segera datang, warga pun terpaksa mengangkut mayat itu.
Diduga, mayat tersebut telah seminggu lebih berada di tepi pantai itu. Setelah pembungkus mayat dan ambulans datang, barulah mayat itu dibawa ke RSUD Waluyo Jati.
Menurut Kepala Polsek Gending AKP Buhasan, yang memimpin langsung anak buahnya ke TKP, pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, seperti pada kasus pembunuhan. Soal luka-luka yang ada di sekujur tubuhnya, menurut dia, kemungkinan besar dimakan ikan di pantai tersebut atau akibat tersangkut benda-benda di pantai, seperti kayu atau tanaman bakau, ketika laut pasang.
Sementara itu, menurut Sumaryono, warga setempat, kemungkinan bagian tubuh mayat tersebut banyak tercabik dan dimakan kepiting. Sumaryono juga memperkirkan bahwa mayat itu adalah nelayan yang tenggelam di perairan Madura beberapa waktu lalu.
Di waktu bersamaan, Kades Curahsawo Akbar Bustomi mengatakan bahwa ada warganya yang mengaku kehilangan salah seorang kerabatnya. Kerabat itu telah menghilang sejak 11 hari yang lalu. Yang dilaporkan hilang bernama Fathorrasyid (60), mantan perangkat desa dan modin.
Namun, Akbar ragu bahwa mayat itu adalah Fathorrasyid. "Ciri-cirinya tidak cocok," ujarnya.
"Hingga kini identitas korban belum diketahui. Ada juga warga Curahsawo yang dilaporkan hilang sejak 11 hari yang lalu. Apakah dia atau tidak, kami masih menunggu hasil otopsi pihak rumah sakit. Warga yang hilang itu bernama Fathorrasyid. Sekarang kami masih di rumah sakit bersama keluarga Fathorrasyid," katanya via ponsel.
Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan tentang identitas mayat tersebut.
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih telah memberi komentar.