Ilustrasi (Ist)
Buyung Berlian, orangtua Muslim, menyesalkan sikap penyelenggara Kejurnas Wadokai yang terlambat memberikan informasi tentang musibah yang menimpa putranya. Buyung kesal karena penyelenggara terkesan menghindar dengan tidak mengaktifkan telepon seluler.
Meninggalnya Muslim diketahui orangtua justru dari pemberitaan di media pada Sabtu malam sekira pukul 19.00 Wita. Sementara soal kematian anak kedua dari empat bersaudara itu, Buyung mengaku ikhlas.
Suasana haru sangat terasa saat almarhum Muslim dibawa ke pemakaman pada Minggu (22/5/2011) siang. Isak tangis terdengar saat prosesi pelepasan jenazah di rumah duka Jalan Tanjung Balantak, Kelurahan Lalu Utara, Palu Selatan. Di antara pelayat, tampak ratusan pelajar siswa SMA Negeri I Palu, yang merupakan rekan-rekan sekolah almarhum.
Usai prosesi pelepasan di rumah duka, jenazah diantar ke pekuburan keluarga di Jalan Pangeran Hidayat, Kelurahan Baru, Palu Barat. Iring-iringan mobil jenazah milik Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah sempat melintasi Jalan Gatot Subroto, tempat almarhum menimba ilmu. Tepat pukul 13.15 Wita jenazah almarhum dimakamkan.
Muslim (16), karateka Sulawsi Tengah, meninggal saat berlaga di Kejurnas Wodokai memperebutkan piala Kapolri di GOR Andi Mattalata, Makassar, kemarin.
Muslim turun di kelas Kumite 50 kilogram perseorangan putra. Almarhum tidak sadarkan diri saat berlaga di partai final menghadapi karetaka asal Kalimantan Tengah.
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih telah memberi komentar.